Ikhlas berarti tidak terikat pada sesuatu (harta, tahta, perasaan) yang berlebihan, bahasa jawa-nya: " kemilikan"
rasa terikat/ memiliki yang berlebih akan menimbulkan banyak hal negatif seperti: iri, dengki, serakah, posesif, dll
Jika pikiran sudah dipenuhi hal negatif, maka ucapan dan tingkah laku akan menunjukkan hal yang negatif pula, jika dilanjutkan maka akan terbiasa menjadi negatif dan pribadi serta karakter akan terbentuk menjadi karakter yang negatif....-sudah terperosok dan masuk dalam lumpur-
Dalam Alkitab (agama Kristen) tertulis: "Tak seorangpun dapat mengabdi pada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan akan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada mamon" (Mat 6:24)
Memang dalam dunia ini kita memerlukan mamon (harta, tahta, dll), memang boleh kita hemat, tertib dan boleh mengelola hal-hal duniawi tersebut namun keterikatan kita haruslah pada Sang Pencipta bukan pada mamon.
Harta dan kekuasaan harus digunakan dengan baik untuk mencapai tujuan kita, " Ikatlah persahabatan dengan menggunakan mamon yang tidak jujur supaya jika mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima dalam kemah abadi" (Luk 16:9)
oleh karena itu, jika kita terbiasa untuk ikhlas, kita akan mampu melepaskan hal-hal duniawi, sehingga saat kehilangan kita tidak mejadi depresi, gila, marah berlebihan dll karena kita percaya Tuhan mengambilnya untuk digantikan dengan yang lebih baik.
-Ambil intisarinya, mari berbagi untuk hidup yang lebih baik-